Sabtu, 27 April 2013

KAPABILITAS GURU PROFESIONAL DALAM MEMPERBAIKI MUTU PENDIDIKAN


OLEH:
ALI HARSOJO, S.Pd.
Guru SDN Aenganyar I Giligenting
 

Kembali pada jaman yang lampau, dalam pidato presiden RI yang ke II ditahun yang ke 40 kemerdekaan Republik Indonesia secara berulang-ulang presiden menegaskan upaya “pencerdasan Bangsa”. Itu merupakan buah tangan dan pekerjaan rumah bagi para pendidik. Selayaknyalah sebagai kepala Negara dan pemimpin pemerintahan presiden hanya merumuskan itu secara umum. Dengan istilah “pendidik” yang dimaksudkan disini tidak hanya para guru, akan tetapi juga para orang tua dan penuntun rakyat lain. Hal ini sesuai dengan maksud presiden yang dalam pidato tersebut menempatkan segi pendidikan dibawah bagian pencerdasan bangsa bersama dengan segi-segi penerangan dan pengembangan ilmu.

Begitu pula dengan presiden-presiden RI berikutnya hingga saat ini, pendidikan, upaya pencerdasan bangsamerupakan problem nasional yang naik keprmukaan yang selalu diperbincangkan untuk mendapatkan solusi pendidikan yang lebih baik. Negara Indonesia dalam hal ini pemerintah berupaya pendidikan  di Indonesia dapat memenuhi standar pendidikan internasional. Tidak hanya kualitas SDM guru yang ditingkatkan, akan tetapi pembenahan-pembenahan di berbagai sektor pendidikan dilakukan seperti : pembenahan, peningkatan kurikulum sehingga menerapkan kurikulum berbasis kompetensi, pembenahan  sarana dan prasarana pendidikan di sekolah, administrasi ditertibkan, pemberlakuan otonomi sekolah, penigkatan kualitas leadership pimpinan sekolah, peningkatan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan. Lahirnya undang-undang no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional sebagai perlindungan hukum di bidang pendidikan.
Di era kesejagatan ini, pendidikan menjadi modal utama dalam menjawab tantangan jaman, menyikapi teknologi dan informasi, sehingga para pendidik selalu uptodate terhadap perkembangannya. Maka dari itu pendidikan akan bisa selalu inovatif dan relevan dengan perkembangannya, apabila pendidik dan tenaga pendidikan melaksanakan tugasnyadengan profesional dan penuh tanggung jawab sehingga dengan sikap profesional dan penuh tanggung jawab diharapkan tujuan pendidikan nasional tercapai dan kualitas peserta didik dapat diandalkan.

A.  PENDIDIK dan TENAGA KEPENDIDIKAN
a.       Pengertian
Pendidik atau seorang guru oleh sebagian masyarakat didefinisikan sebagai seorang yang memiliki ilmu pengetahuan lebih dan mampu mengajarkannya kepada orang lain dan segala ucapan dan tingkah laku menjadi contoh untuk ditiru. Seorang guru begitu dihormati oleh karena guru merupakan penerang bagi orang lain yang sebelumnya tidak tahu / bodoh, menjadi tahu dan pintar.
Sedangkan definisi pendidik menurut undang-undang no 20 tahun 2003 tentang sisdiknas pasal 39 ayat 2 adalah pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Pada pasal 39 ayat 1 diterangkan bahwa tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan (manajemen), pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

b.      Tugas dan Tanggung jawab
Pendidik bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan kewajibannya sebagai tenaga kependidikan pada satuan pendidikan. Yang prinsip tugas guru yaitu :
1.         Membuat perencanaan mengajar, yaitu membuat program semesteran dan persiapan mengajar sebagai penjabaran GBPP
2.         Melaksanakan pembelajaran yaitu membimbing siswa belajar di dalam rangka melaksanakan kurikulum yang berpedoman kepada persiapan mengajar yang telah dibuat lebih dahulu.
3.         Menilai proses dan hasil belajar siswa yang acuannya tujuan pembelajaran telah dirumuskan di dalam persiapan mengajar.

c.       Hak dan Kewajiban
Disamping memiliki tugas dan tanggung jawab, guru juga mempunyai hak dan kewajiban yang harus sseimbang yang secara hokum diatur dalam undang-undang sisdiknas pasal 40 yaitu :
1.         Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh :
a.       Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai.
b.      Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
c.       Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan perkembangan kualitas.
d.      Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual ; dan
e.       Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
2.         Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban :
a.    Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis
b.    Mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan ; dan
c.    memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya
Dengan demikian betapa berat menyandang predikat seorang guru yang harus mempertanggung jawabkan pekerjaannya baik kepada diri sendiri, masyarakat, pemerintah maupun kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kewajiban yang wajib dikerjakan telah merupakan komitmen diri, profesi dan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Seorang guru harus dapat menjaga reputasi dirinya dan organisasi satuan pendidikan di mana dia bertugas.

B.  PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROFESI GURU

            Pada dasarnya predikat seorang guru telah lama dikenal di kalangan masyarakat, bahkan sejak jaman sebelum masa kebangkitan nasional. Pada jaman dahulu sebagian masyarakat mengenal bahwa seorang guru merupakan orang yang memilki kemampuan lebih bahkan tak terkalahkan oleh orang lain. Seorang guru dimasa itu tidak hanya melaksanakan atau member pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan tentang gejala alam, sosial, ekonomi, bagaimana berdagang, bagaimana melakukan negosiasi, berkomunikasi dan lain-lain. Tapi bahkan seorang guru memberi pelajaran cara pengobatan penyakit, ilmu kanuragan, pencak silat, dan lain-lain. Sehingga secara tidak formal seorang guru di kala itu melakukan pembelajaran secara berkelompok dan muridnya mendengarkan.
            Setelah masa kebangkitan nasional sejak lahirnya organisasi modern dan terpelajar “BUDI UTOMO 1908”  maka muncullah cendikiawan-cendikiawan, para cerdik pandai yang secara takdir merubah nasib bangsa Indonesia. Dari masa bodoh menjadi masa yang pandai. Sehingga berkembang pesat hingga masa kemerdekaan tiba.
            Pada jaman sekarang semuanya telah merasakan hasil-hasil perjuangan pendahulu kita. Masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat maju, deras informasi, sensitive, selektif dan selalu uptodate terhadap perkembangan. Segala kebijakan pemerintah, baik pemerintah pusat dan daerah juga tak luput dari respond an pengawasan masyarakat. Pada gilirannya masyarakat saat ini telah dapat menilai dan menentukan hal yang baik untuk kemakmuran bengsanya.
            Denagn rasionalitas yang tinggi masyarakat saat ini telah dapat melihat bahwa seorang guru adalah orang yang dengan disiplin ilmunya mengajar ilmu pengetahuan dan keterampilan di lembaga-lembaga pendidikan (sekolah). Maka masyarakat berpandangan sumber pencerdasan bangsa di sekolah adalah seorang guru yang bersinggungan langsung dengan siswa. Kadang-kadang masyarakat heran dan mengeluh walaupun orang tua dan masyarakat juga berperan dalam mencerdaskan bangsa namun masih saja dijumpai anak-anak malas, kurang pandai, nakal, dan lain-lain. Sehingga seorang guru perlu intropeksi diri dalam menjalankan tugasnya. Bahkan sebagian masyarakat terbelakang beranggapan gurulah paling bertanggung jawab membuat siswanya pandai. Jika gurunya baik, mengajarnya mempersungguh, sabar, tidak kasar, telaten maka kemungkinan besar semua siswanya pandai. Maka image masyarakat itu hendaknya secara pribadi bagi guru menjadi beban dan pelajaran untuk berbuat yang lebih baik agar peserta didik kita mampu menyerap informasi, menganalisa dan menyimpulkan dengan baik pula, sehingga pembelajaran berhasil, tujuan pendidikan nasional tercapai.

C.  MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

            Perbaikan mutu pendidikan itu pada prinsipnya terjadi di dalam sekolah sebagai institusi vital pendidikan. Oleh karena itu usaha peningkatan mutu pendidikan harus terkait erat dengan usaha pemberdayaan sekolah, SDM guru dan masyarakat dalam mendukung pendidikan persekolahan.
            Peningkatan mutu pendidikan tidak bisa dilakukan hanya dengan memperbaiki kurikulum, menambah buku pelajaran dan menyediakan laboratorium di sekolah. Mutu pendidikan itu merupakan persoalan mikro. Pendidikan yang terkait dengan persoalan kemampuan guru, kesiapan sekolah dalam mendukung proses belajar mengajar dengan menyediakan fasilitas yang diperlukan dan partisipasi masyarakat pendukung pendidikan disertai dengan penataan manajemen (Suryadi, 2002 : 4)
            Menurut Indra Djati Sidi, kualitas pendidikan dapat ditingkatkan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Pertama




Kedua


Ketiga



Keempat





Kelima


Keenam
:




;


;



;





;


;
Pembenahan kurikulum pendidikan yang dapat memberikan kemampuan dan keterampilan dasar minimal (minimum basic skill) menerapkan konsep belajar tuntas dan menerapkan konsep belajar tuntas dan mengembangkan sikap kreatif, demokratis, mandiri serta menerapkan secara berkesinambungan muatan kurikulum tersebut.
Peningkatan kualitas, kompetensi dan profesionalisme tenaga kependidikan yang sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan dan pelatihan melalui lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) dan lembaga diklat nasional.
Penetapan standar kelengkapan dan kualitas sarana prasarana pendidikan yang menjadi persyaratan bagi setiap lembaga pendidikan dasar dan menengah, lembaga pendidikan tinggi, sehingga dapat melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara optimal.
Pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah sebagai upaya pemberianotonomi pedagogis kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga mereka dapat melakukan yang terbaik meningkatkan prestasi siswa dan kinerja sekolah serta dapat bertanggung jawab orang tua dan masyarakat tentang kualitas pembelajaran dan hasil yang dicapai.
Penciptaan iklim dan suasana kompetitif dan koperatif antar sekolah dalam memajukan dan meningkatkan kualitas siswa dan sekolah sesuai dengan standar minimal yang diterapkan.
Perumusan dan peningkatan standarisasi pendidikan. Dalam pendidikan terdaoat dua jenis standar yaitu standar akademis (academic content standards) dan dtandar kompetensi (performance standards). Standar akademismerefleksikan pengetahuan dan keterampilan esensial setiap disiplin ilmu yang harus dipelajari oleh seluruh peserta didik. Sedangkan standar kompetensi ditunjukkan dalam bentuk prose atau hasil kegiatan yang didemonstrasikan oleh peserta didik sebagai penerapan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajarinya.
            Dengan perkembangan IPTEK serta informasi yang kian pesat serta adanya pelaksanaan otonomi daerah peranan pendidikan semakin dipentingkan dan kualitas pendidikan merupakan prioritas paling menentukan guna mempersiapkan diri dalam penyediaan sumber daya manusia yang mampu menyesuaikan dengan tuntutan jaman.
D.  KARAKTERISTIK GURU PROFESIONAL

            Pada abad sekarang ini, di era pemanfaatan hasil-hsail teknologi dan informasi menjadi tuntutan bagi seorang guru untuk selalu mengikuti danmenikamti perkembangan teknologi itu sendiri. Jangan ada lagi seorang guru yang karena betul-betul tidak tahu bahkan tidak pernah mendengar sertamerta bertanya (bahkan minta penjelasan) kepada siswanya mengenai sesuatu yang sudah lebih dulu dikomsumsi oleh siswanya sehingga si guru tadi mengalami sock tehnology (gagap teknologi). Sebagai contoh : Siswanya sudah lulus kursus komputer, gurunya baru (tiba-tiba) bertanya soal computer atau bahkan minta di printkan.
Itukah seorang guru professional?
            Menurut Houle guru professional harus memiliki landasan pengetahuan yang kuat, memiliki system seleksi dan sertifikasi, dan kompetensi yang sehat antar sejawat, selain itu guru professional juga memiliki prinsip-prinsip etik dan memiliki organisasi profesi.
            Sedangkan menurut A. Thomas guru professional itu memiliki karakteristik Yaitu :
1.        Memiliki kemampuan yang terkait dengan iklim belajar di kelas, menunjukkan simpati, penghargaan kepada siswa dan ketulusan, menunjukkan minat dan antusias yang tinggi dalam mengajar, mampu melibatkan siswa dalam mengorganisasikan dan merencanakan kegiatan pembelajaran dalam setiap diskusi.
2.        Memiliki kemampuan untuk menghadapi dan menangani siswa yang tidak punya perhatian dan mampu memberikan transisi, substansi bahan ajar atau memberikan tugas yang memerlukan tingkatan berpikir yang berbeda untuk semua siswa.
3.        Mampu memberikan umpan balik yang positif terhadap respon siswa yang kurang memuaskan.
4.        Mampu menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif dan menciptakan metode pembelajaran yang relevan.

Jadi guru professional tidak hanya menguasai materi pelajaran yang akan disajikan, berpenampilan menarik tetapi harus secara kompleks dan terpadu memiliki skill, ketrampilan, kemampuan dan obsesi untuk selalu bertanggung jawab meningkatkan mutu pendidikan.
E.  PERILAKU PROFESI GURU

Peran Guru
            Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, guru memegang peranan yang paling utama. Tingkah laku guru dalam proses pendidikan akan memberikan pengaruh dan warna yang kuat bagi pembinaan tingkah laku dan kepribadian siswa.
            Dalam hubungannya dengan aktivitas pembelajaran dan administrasi pendidikan, lebih jauh guru dapat berperan sebagai :
      1.            Pengambil inisiatif, pengaruh dan penilai aktivitas pendidikan.
      2.            Pembawa suara dan kepentingan masyarakat dalam pendidikan.
      3.            Pakar dalam bidangnya, yaitu ia menguasai bahan pembelajaran.
      4.            Penegak disiplin.
      5.            Pelaksana administrasi pendidikan.
      6.            Pemimpin generasi muda, guru bertanggung jawab untuk mengarahkan perkembangan siswa sebagai generasi muda yang akan menjadi pewaris masa depan.
      7.            Penerjemah kepada masyarakat.
Dipandang dari segi pribadinya (self-oriented), seorang guru dapat berperan sebagai :
      1.                                    Pekerja sosial (social worker) memberikan pelayanan kepada masyarakat.
      2.            Pelajar dan ilmuwan, senantiasa belajar terus menerus untuk mengembangkan penguasaan  ilmunya.
      3.                                    Orang tua, artinya guru merupakan wakil orang tua di sekolah bagi tiap siswanya.
      4.                                    Model teladan, artinya guru adalah model tingkah laku yang ditiru oleh siswa-siswanya.
      5.                                    Pemberi keselamatan, siswa diharapkan merasa aman berada dalam didikan gurunya.
Di pandang secara psikologis, guru adalah sebagai :
      1.            Pakar psikologi pendidikan, seseorang yang memahami psikologi pendidikan dan mampu mengamalkannya dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
      2.            Seniman dalam hubungan antar manusia (artist in human relations), guru merupakan orang yang memiliki kemampuan menciptakan suasana hubungan antar manusia. Khususnya dengan siswa-siswa agar mencapai tujuan pendidikan.
      3.            Pembentuk kelompok (group builder), mampu membentuk menciptakan kelompok dan aktivitas-aktivitasnya sebagai cara untuk mencapai tujuan pendidikan.
      4.            Catalytic agent atau innovator, orang yang mampu menciptakan suatu pembaharuan dalam membuat hal yang lebih baik.
      5.            Petuigas kesehatan mental (mental hygiene worker), artinya guru bertanggung jawab bagi terciptanya kesehatan mental para siswa.



Kebutuhan dan motivasi guru
            Kebutuhan merupakan suatu situasi kekurangan dalam diri individu yang mendorong untuk bertingkah laku untuk mencapai tujuan. Menjadi seorang guru pada dasarnya adalah upaya memenuhi kebutuhannya.
A.H.Maslow berpandangan, ada 5 tingkatan kebutuhan manusia, yaitu :
      1.            Kebutuhan fisik dan jasmaniah.
      2.            Kebutuhan memperoleh keselamatan.
      3.            Kebutuhan sosial atau kebutuhan berhubungan dengan orang lain di lingkungan.
      4.            Kebutuhan memperoleh harga diri.
      5.            Kebutuhan mewujudkan diri.
            Kebutuhan –kebutuhan itu merupakan peringkat yang saling berkaitan artinya kebutuhan yag lebih tinggi akan terwujud apabila kebutuhan lebih rendah telah terpenuhi. Tingkah laku guru pada dasarnya merupakan upaya dalam memenuhi peringkat kebutuhan-kebutuhan tsb.
Yang penting adalah agar guru senantiasa memiliki motivasi yang kuat dalam mewujudkan tingkah laku keguruannya.
Dari beberapa penelitian diperoleh informasi beberapa faktor yang ikut mempengaruhi kepuasan kerja guru, antara lain :
      1.            Imbalan kerja atau sesuatu yang diperoleh dari melaksanakan tugas sebagai guru, baik imbalan yang berupa material ataupun nonmaterial.
      2.            Rasa aman dalam pekerjaan.
      3.            Kondisi kerja yang baik.
      4.            Kesempatan pengembangan diri.
      5.            Hubungan pribadi, terutama dengan siswa.
Keberhasilan guru dalam melakukan tugasnya akan memberikan kepuasan kerja para guru.Hasil penelitian tadi merupakan faktor-faktor yamg mempengaruhi pencapaian kepuasan kerja bagi para guru.
Peran Guru dalam mengajar
Guru memegang peranan sentral dalam keseluruhan proses pembelajaran, guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar dalam arti penyampai pengetahuan  akan tetapi lebih meningkat sebagai :
a.       Perancang pembelajaran (designer of instruction)
b.      Pengelola pembelajaran (manager of instruction)
c.       Penlai hasil belajar siswa (evaluator of student learning)
Seorang guru akan mengajar dengan baik apabila :
      1.      Memiliki sikap dasar yang benar
-        Bertindak sebagai pembimbing dan teman
-        Menghindari corak hubungan yang berjarak antara pengajar dan pelajar
-        Memahami tujuan dan kesulitan pelajaran
      2.      Memiliki sasaran yang benar
-        Mewujudkan tujuan untuk mengembangkan pribadi siswa dan hanya memberikan informaasi saja
-        Menyadari bahwa tujuan jangka panjang adalah perkembangan optimal dan pribadi siswa sehingga tercapai kepuasan pribadi dan produktifitas kerja yang optimal
      3.      Memiliki informasi factual yang diperlukan
      4.      Memahami macam-macam metode dan tehnik
      5.      Membantu pelajar dalam merencanakan tindak lanjut
Menidskusikan masalah-masalah secara baik sebelum kegiatan belajar berakhir.
agar seorang guru dapat menjadi pengajar yang efektif maka guru harus memilki keunggulan-keunggulan, Yaitu :
      1.      Keunggulan dalam mengajar, yaitu guru yang
a.       Dicari oleh siswa untuk memperoleh nasehat dan bantuan
b.      Mempunayai kecakapan sebagai pemimpin dalam mengajar
c.       Dapat menghubungkan materi dengan hal-hal praktis
      2.      keunggulan dalam hubunagan dengan siswa, yaitu guru yang
a.         Selalu kontak dengan siswa
b.         Memimpin kelompok dan kegiatan-kegiatannya
c.         Memiliki miinat pelayanan sosial
      3.      Keunggulan dalam hubngan dengan pihak lain, yaitu guru yang
a.       Menunjukkan kecakapan bekerjasama engan guru lain dan pihak lain
b.      Tidak menimbulkan antagonis
      4.      Keunggulan dalam pencatatan dan penelitian, yaitu guru yang
a.       Mempunyai sikap ilmiah yang objektif
b.      Lebih suka mengukur tidak menebak
c.       Berminat dalam masalah-masalah penelitian
      5.      Keunggulan dalam sikap profesional, yaitu guru yang
a.       Sukarela untuk melakukan pekerjaan ekstra
b.      Memiliki sikap yang konstruktif dan terbuka
Sehingga dengan keunggulan-keunggulan yang telah dimiliki seorang guru, guru dapat melakukan pembelajaran dengan efektif dan optimal.

G.  SKILL dan KAPABILITAS GURU PROFESIONAL

            Sebagai tenaga pendidik seorang guru selalu dituntut untuk bisa tampil menarik, berwibawa dan bersahaja. Sehingga peserta didik dapat belajar dengan nyaman, antusias dan tidak membosankan. Oleh karena karakteristik satu dengan yang lain berbeda, maka seorang guru professional seyogyanya memiliki skill (kemampuan) dan kemampuan dalam mengelola kelas. Adapun skill dan kapabilitas itu adalah :
a.         Memiliki keterampilan, skill dan kemampuan untuk bertanya
Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai oleh guru, karena  hampir pada setiap kegiatan pembelajaran guru mengajukan pertanyaan dan kualitas pertanyaan guru menetukan kualitas jawaban siswa
1.        Keterampilan dan kemampuan bertanya dasar dengan melakukan
-           Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
-           Pemberian acuan
-           Pemusatan perhatian
-           Penyebaran pertanyaan
·         Ke seluruh siswa
·         Ke siswa tertentu
·         Meminta siswa lain menanggapi jawaban temannya
-                                            Pemindahan giliran dan pemberian waktu berfikir
2.        Keterampilan bertanya lanjut, artinya secara bertahap peserta didik diminta menjawab pertanyaan yang lebih sulit
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
-          Mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab  pertanyaan, yaitu dari tingkat yang palinh rendah (mengingat) ke tingkat ke lebih tinggi, seperti memahami menerapkan menganalisis, mensistesis dan mengevaluasi.
-          Pengaturan urutan pertanyaan dari yang sederhana ke yang kompleks.
-          Penggunaan pertanyaan pelacak dengan berbagai tehnik, seperti :
·           Klasifikasi, yaitu meminta penjelasan lebih lanjut atas jawaban siswa.
·           Meminta kesepakatan pandangan dari siswa lain.
·           Meminta ketepatan jawaban.
·           Meminta jawaban yang lebih relevan.
·           Meminta contoh.
·           Meminta jawaban yang lebih kompleks.
Kemudian, setelah memahami konsep tersebut dapat dikatakan bahwa si pendidik telah memiliki modal untuk melaksanakan dan melakukan komunikasi dengan peserta didiknya. Sehingga tercipta suasana ruang kelas yang hidup dengan aksi dan reaksi, Tanya jawab, pembicaraan dan pembahasan mata pelajaran berlangsung kondusif dan seimbang.

b.         Keterampilan dan kemampuan memberi penguatan (reinforcement)
Penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Hal ini penting dikuasai oleh seorang guru karena “penguatan” merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan penampilannya, serta dapat meningkatkan perhatian.
Dalam memberikan penguatan, hendaknya guru memperhatikan :
-          Penguatan diberikan dengan hangat dan antusias
-          Penguatan diberikan sesuai dengan perilaku siswa (bermakna)
-     Siswa yang diberi penguatan harus jelas (sebutkan namanya, atau tujukan pandangan padanya). Agar lebih efektif pewnguatan dibeikan segera setelah perilaku yang baik ditunjukkan
-     Hindarkan respon negative tehadap jawaban siswa dan penguatan hendaknya diberikan bervariasi
Penguatan dapat diberikan dalam bentuk :
1.      Verbal, yaitu berupa kata-kata / kalimat pujian
2.      non verbal, yaitu berupa : -  Gerak mendekati, mimik dan gerakan badan
-  Sentuhan, tepukan dan lain-lain

c.         Keterampilan dan kemampuan mengadakan variasi
Variasi dalam pembelajaran dimaksudkan agar terhindar dari rasa jemu, jenuh, dan monoton dalam menyampaikan pelajaran. Selain ini juga diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa, sehingga siswa antusias menerima pelajaran.
1.         Variasi dalam gaya mengajar
-  Variasi suara, gerak, mimik, kontak pandang dan posisi
2.         Variasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran yang meliputi variasi alat dan bahan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dan dimanipulasi.
3.         Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan
Pola interaksi dapat berbentuk : klasikal, kelompok dan perorangan sesuai dengan keperluan.
Sedangkan variasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi, menelaah materi diskusi, latihan atau demonstrasi.

d.        Keterampilan menjelaskan
Dalam pembelajaran menjelaskan berarti mengorganisasikan materi pelajaran dlam tata urutan yang terencana secara sistematis, sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh siswa. Keterampilan dan kemampuan menjelaskan ini mutlak perlu dimiliki oleh para guru.
Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk :
1.    Membimbing siswa memahami berbagai konsep, hukum, prinsip.
2.    Melibatkan siswa untuk berpikir.
3.    Mendapat umpan balik mengenai pemahaman siswa.
4.    Menolong siswa menghayati berbagai proses penalaran.
Dalam meningkatkan keterampilan menjelaskan, para guru perlu memperhatikan :
a.    Penjelasan sesuai dengan keperluan (di awal, tengah, atau akhir pelajaran)
b.    Penjelasan harus relevan dengan tujuan dan bermakna
c.    Penjelasan yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang siswa

e.         Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Membuka pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan penuh perhatian pada diri siswa. Sehingga pada saat pelajaran berlangsung atau terjadi proses Kegiatan Belajar Mengajar suasana kondusif. Mental siswa baik dan menerima pelajaran sedangkan menutup pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran.

Kegiatan membuka dan menutup pelajaran dilakukan bertujuan :
a.    Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa
b.    Membuat siswa memahami tugasnya
c.    Membantu siswa memahami hubungan berbagai materi yang disajikan, dan
d.   Membantu siswa mengetahui tingkat keberhasilannya
Dua kegiatan ini mutlak dimiliki oleh seorang guru, oleh karena setiap melaksanakan pengajaran pasti ada pembukaan dan penutupan yang dilakukan oleh guru. Selain memahami tujuan dari kegiatan ini seorang guru harus pula memahami komponen-komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran ( lihat : UT, Jan 2002 – PKM. Dr  I.G.A.K. Wardani, M.SC. Ed)

f.          Keterampilan dan kemampuan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil merupakan salah satu bentuk kegiatan pembelajaran yang penggunaannya cukup sering diperlukan. Kelompok kecil dalam kelas melibatkan 3 – 9 orang siswa, berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal, artinya setiap anggota dapat berkomunikasi langsung dengan anggota lainnya, berlangsung menurut proses sistematis dan bertujuan yang akan dicapai dengan kerjasama antar anggota.
Manfaat dalam menggunakan kelompok kecil dalam kegiatan pembelajaran memungkinkan siswa :
a.         Berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah
b.         Menungkatkan pemahaman atas masalah penting
c.         Meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
d.        Mengembangkan kemampuan berfikir dan berkomunikasi, dan
e.         Membina kerjasama yang sehat, kelompok yang kohesif dan bertanggung jawab

g.         Keterampilan dan kemampuan mengelola kelas
Kegiatan mengelola sebuah kelas merupakan kegiatan dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal guna terjadinya proses pembelajaran yang selalu serasi, efektif dan efesien.
Guru perlu menguasai keterampilan ini agar guru dapat :
a.       Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu maupun klasikal dalam berperilaku yang sesuai dengan tata tertib serta aktivaitas yang sedang berlangsung.
b.      Menyadari kebutuhan siswa dan memberi respon yang efektif terhadap perilaku siswa
  
Begitu penting menciptakan kondisi kelas yang optimal, menjaga suasana yang konduisf, mengendalikan kondisi belejar optimal pula. Berapa hal yang harus diperhatikan oleh guru yaitu:
      1.         Kehangatan dan keantusiasan dalam mengajar yang dapat menciptakan iklim kelas yang menyenangkan.
      2.         Menggunakan kata-kata atau tindakan yang dapat menantang siswa untuk berpikir.
      3.         Menggunakan berbagai variasi yang dapat menghilangkan kebosanan.
      4.         Penekanan pada hal-hal yang positif, penanam disiplin diri sendiri.
      5.         Keluwesan guru dalam melaksanakan tugas.

h.         Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
   Mengajar kelompok kecil dan perorangan terjadi dalam konteks pengajaran klassikal. Di dalam kelas seorang guru mungkin menghadapi banyak kelompok kecil serta banyak siswa yang diberi kesempatan belajar secara kelompok maupun perorangan. Penguasaan keterampilan ini memungkinkan guru mengelola kegiatan ini secara efektif dan efisien serta memainkan perannya sebagai organisator kegiatan pembelajaran, sumber informasi bagi siswa, pendorong bagi siswa untuk belajar penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa, pendiagnosis dan pemberi bantun kepada siswa sesuai dengan kebutuhan.

DAFTAR BACAAN

      1.   -  Tantangan dunia Pendidikan, Dr. B.S. Mardiatmadja Yogyakarta 1986

      2.   -  Pemantapan Kemampuan Mengajar, Dr. I.G.A.K. Wardani, M.Sc.Ed Januari 2002

      3.   -  Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Drs. Fuaduddin, E.Ed –
   H. Kusuma Karya, B.A. tahun 1995

      4.   -  Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003

      5.   -  Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan, Drs Hendyat SOetopo –
   Drs Wasty soemanto, Malang 1982

      6.   -  Perencanaan Pendidikan, Drs Zainul Arifin M.A, Malang, 27 Desember 2004

      7.   -  Strategi Belajar Mengajar, Drs Sulaiman Efendi, 2005

      8.   -  Problema TK-SD, Suhartatik, S.Pd, 2005

      9.   -  Kapita Selekta Pendidikan SD, Dr I.G.A.K. Wardani, MSc.Ed, Jakarta 1997
 

Baca juga tulisan menarik lainnya

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar :

Posting Komentar