Sabtu, 11 Mei 2013

Membuat Belajar di Sekolah Jadi Menyenangkan


Pernahkah kita mendengar seorang anak berkata bahwa ia bosan bersekolah? Atau mungkin kita pernah merasakan hal yang sama? Merasa sangat jenuh untuk berlama-lama berada di sekolah? Lalu benar-benar merasa bahagia ketika bel pulang sekolah berdering. Bagi beberapa orang, hal ini mungkin dianggap sebagai suatu kewajaran. Tapi jika ditelisik lagi, sebenarnya fenomena kebosanan jenis ini adalah hal yang cukup serius, khususnya bagi perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan kita.Sejatinya tujuan utama didirikan sekolah adalah sebagai sarana kegiatan belajar mengajar bagi anggota masyarakat, dalam hal ini para siswa. Di sekolah anak-anak bertemu dengan gurunya, membaca buku, mengikuti pelajaran dan berinteraksi dengan teman sebayanya. Jikalau seorang anak merasa bosan berada di sekolah, sangat mungkin proses belajar mengajar pun menjadi tidak maksimal.

Ada banyak faktor yang membuat anak merasa bosan di sekolah. Faktor tersebut bisa berasal dari dalam (Faktor internal)anak sendiri ataupun juga dari luar.Ada beberapa anak yang merasa bosan dengan kegiatan belajar di sekolah karena merasa sudah paham dan mengerti tentang tersebut. Anak-anak seperti ini, selain merasa jenuh dengan proses belajar yang ada, juga sering terlihat kesulitan untuk bergaul dengan teman-teman sebayanya. Tapi di pihak lain ada juga anak yang memang tidak menyukai kegiatan akademis di sekolah. Mungkin karena IQ atau sisi psikis si anak.Untuk kasus seperti ini, hanya ada dua kemungkinan solusi: memindahkan anak ke sekolah khusus atau mengadopsi kurikulum dan instrumen yang sesuai dengan kebutuhan anak di sekolah tersebut. Hal ini dimaksudkan agar bakat anak tetap dapat berkembang secara maksimal.

Untuk faktor eksternal. Faktor ini bisa disebabkan oleh kurikulum sekolah yang terlalu kaku dan hanya berorientasi pada tugas, ulangan serta nilai, ruang kelas yang terlalu bernuansa formal dan atau rutinitas sekolah yang monoton dan menjemukan,sebenarnya pihak sekolah dapat mengatasinya, dengan catatan pihak sekolah mau sedikit bersusah payah untuk melakukan beberapa modifikasi kecil. Modifikasi tersebut dapat dirancang dan diaplikasikan dengan tujuan membuat sekolah menjadi lebih nyaman, senyaman rumah sendiri bagi anak-anak.Mengapa rumah? karena di rumahlah anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya sehari-hari. Di rumah pula anak-anak merasa bebas dan nyaman. Jika sekolah mampu melakukan modifikasi tersebut, bukan tidak mungkin anak menganggap sekolah juga sebagai rumah mereka.

Adapun beberapa modifikasi dan variasi yang dapat dilakukan:

1. Memperbanyak game center dan open area.

Bermain bagi seorang anak bukan hanya berarti melakukan apa yang ia sukai. Lebih dari itu, bermain sebenarnya dapat pula berguna untuk me-refresh tenaga dan pikiran anak, membuat anak lebih kreatif, meningkatkan kemampuan sosial anak, mengisi ulang tenaga, motivasi dan pikiran anak untuk dapat belajar lagi, serta sebagai sarana untuk merangsang pikiran anak. Game center dan open area ini bisa ditempatkan di sudut-sudut sekolah atau di dalam perpustakaan. Tempat ini juga bisa digunakan sebagai tempat untuk memajang dan memamerkan karya anak, sehingga bisa menumbuhkan rasa bangga pada anak. hal ini penting karena juga bisa mengajarkan anak mengenai nilai penghargaan, kepercayaan diri dan toleransi. Pihak sekolah juga dapat memodifikasi ruangan ini sedemikian rupa sehingga desainnya seolah-olah bukan di sekolah, tapi di rumah sendiri.

2. Brain storming

Metode ini mengajak anak untuk melatih baik otak kanan maupun otak kiri. Metode ini juga dapat diartikan sebagai metode dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai satu cara untuk mendapatkan banyak ide. Brain storming dapat dilakukan sebelum pelajaran atau pada saat jeda pelajaran, diperlukan semacam sharing bagi para guru untuk dapat membagi tips-trik mereka dalam melakukan brainstorming. Dengan metode ini diharap anak-anak tidak tegang, bahkan ketika menghadapi materi yang memang cukup sulit sekalipun.

3. Kantin sekolah yang sehat dan variatif

Keberadaan kantin juga tak bisa dianggap remeh. Untuk sekolah yang mengadopsi sistem makan siang bersama, kantin harus di modifikasi sedemikian rupa agar jangan terlalu sempit, memungkinkan siswa untuk memilih duduk bersama siapa saja, dan menu yang variatif. Untuk hal menu, bisa diadakan semacam rapat antara manajemen sekolah dan siswa untuk memilih jadwal menu.

4. Meminimalisir hukuman fisik

Perkembangan dunia pendidikan memang cukup cepat. Kultur anak sekarang sangat berbeda dengan kultur pada era orang tua mereka. Untuk menghadapi hal ini pihak sekolah harus mengerti sepenuhnya, terutama dalam hal pemberian hukuman. Hukuman memang wajib dan diizinkan dilakukan atas dasar pelayanan pada anak. Tapi jenis hukuman itu sendiri juga harus dipertimbangkan dengan matang dan terencana. Jangan sampai guru terlalu sering melakukan hukuman, apalagi dalam bentuk fisik. Karena sejatinya, tidak ada satu anakpun yang ingin dihukum.

5. Media belajar yang komprehensif

Media belajar adalah salah satu faktor penting juga dalam sebuah pembelajaran. Penggunaan media belajar yang menyenangkan tanpa harus mengorbankan intisari materi pelajaran sangat didambakan pada sistem pendidikan kita yang masih terlihat konvensional. Untuk itu kreativitas guru harus senantiasa digalakkan dan ditingkatkan, baik dengan memberikan waktu yang cukup untuk meningkatkan skill melalui berbagai seminar, ataupun mengundang tim ahli yang bisa berasal dari pihak swasta, perguruan tinggi dan praktisi-pengamat pendidikan untuk melakukan pembinaan dalam hal pembuatan media pembelajaran. .

Sebenarnya masih banyak lagi hal bisa dilakukan agar sekolah menjadi lebih nyaman bagi anak. Kerja sama yang erat antara sekolah, anak dan wali murid juga harus senantiasa di tingkatkan. Dengan membuat sekolah yang nyaman bagi anak, maka proses belajar mengajar pun akan lebih maksimal, sehingga diharapkan kemampuan anak dalam menyerap pelajaran pun dapat lebih baik lagi.

Baca juga tulisan menarik lainnya

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar :

Posting Komentar