Jumat, 20 Juni 2014

Peningkatan Kualitas Pendidikan melalui Manajemen Mutu Guru

Peningkatan Kualitas Pendidikan melalui Manajemen Mutu Guru
Oleh:
Ali Harsojo, M.Pd.
Praktisi Pendidikan dan Guru Sekolah Dasar


                   
 ABSTRAK
Profesi  guru  dewasa  ini  banyak  didambakan  oleh  masyarakat,  karena  dianggap  lapangan  pekerjaan yang mudah diproleh dan mudah didapat. De ngan berdiri di depan kelas sudah dapat menjadi  guru  dan  pada  akhir  bulan  akan  mendapat  imbalan  mengajar  walaupun  tidak  sesuai  dengan  apa  yang  diharapkan.  Namun  telah  memberi  peluang  untuk  mengatasi  pengangguran.  Keadaan  demikian  secara  terus menerus dan dari masa ke masa  sehingga profesi guru dianggap mudah oleh sebagian masyarakat.  Padahal  tugas  guru  merupakan  tugas  yang  berat  karena  akan  mencerdaskan  kehidupan  bangsa  dengan  melalui  proses  pendidikan.  Tugas  mulia  ini  harus  didukung  banyak  faktor    agar  terlaksana  dengan  baik.Terutama  menyangkut  tentang  keprofesionalitas    guru  itu  sendiri,  kesejahteraan,  perlindungan  terhadap guru itu sendiri dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
Pendidikan  berkualitas  harus  dimulai  dari  guru  yang  berkualitas  pula.  Oleh  sebab  itu  teori  manajemen  dengan  menggunakan  prinsip  TQM  ,  dapat    juga  diterapkan  dalam  pendidikan    yaitu  1)  Berfokus pada konsumen ( Customer Fokus ),  Kepemimpinan yang berkualitas ( Quality Leadership ), 2)  Berfokus pada kepentingan semua yang terkait dan berkepentingan  (Stakeholder Focus). 3) Semua aspek  diintegrasikan  dalam  strategi  bisnis  (Integrated  Busines  Strategy).  4)  Memelihara  kerjasama  yang  baik  dalam kelompok (Teamwork). 5) Kemampuan memberikan kepercayaan, kewenangan dan pemberdayaan (  Empowerment). Jika prinsip-prinsip tersebut dilaksanakan maka mutu pendidikan yang bermuara dengan  mutu guru, akan tercapai sebagaimana yang diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional.
Kata Kunci : Mutu guru,profesionalisme, kompetensi guru.




I.   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Profesi  guru  pada  saat  ini  banyak  dibicarakan  dan  bahkan  masih  ada  yang  mempertanyakan  keberadaan profesi guru. Di media cetak banyak memuat berita guru bahkan ada yang melecehkan profesi  guru.    Masyarakat      dan    orang    tua   pun    kadang-kadang        mencemoohkan         dan    menuding      guru    tidak  berkompetensi, tidak berkualitas jika anaknya tidak berhasil seperti apa yang dicita-citakannya. Dikalangan  bisnis  dan  industri  pun  memprotes  para  guru  karena  kualitas  pendidikan  kurang  memuaskan  untuk  kepentingan  perusahaannya.  Menurut  Nana  Sudjana  di  dalam  Muhammad  Uzir  Usman  menyebutkan  beberapa faktor menyebabkan rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru yang disebabkan: a)  Adanya pandangan sebagian  masyarakat, bahwa siapapun  dapat  menjadi guru asal ia berpengetahuan. b)  Kekurangan  guru  di  daerah  terpencil  memberikan  peluang  untuk  mengangkat  seseorang  yang  tidak  mempunyai  keahlian  untuk  menjadi  guru.c)  Banyak  guru  yang  belum  menghargai  profesinya  apalagi  berusaha mengembangkan profesi itu, perasaan rendah diri karena menjadi guru, penyalahgunaan profesi  untuk kepuasan dan kepentingan pribadinya sehingga wibawa guru semakin merosot. (Nana Sudjana:1988:  25).   Faktor   lain   yang   menyebabkan   rendahnya   pengakuan   masyarakat   terhadap   profesi   guru   yakni  kelemahan dari guru itu sendiri diantaranya rendahnya tingkat kompetensi profesionalisme terhadap tugas  sebagai  seorang  guru.  Hal  ini  terbukti  masih  banyak  guru  Sekolah  Dasar  yang  lulusan  SPG,  guru  SLTP  lulusan  PGSLP/PSMTP  dan  guru  SLTA  lulusan  DIII  yang  bertugas  pada  sekolah  tidak  sesuai  dengan  kualifikasi  pendidikannya  sehingga  tidak  berkelayakan  untuk  mengajar  pada  tingkatan  sekolah  tersebut.  Menurut Suyanto, ( 2003 : 20) bahwa, “ banyak guru yang tidak memenuhi kualifikasi mengajar dan hanya  40 persen guru yang memenuhi kualifikasi mengajar sesuai dengan pendidikannya”.
Keberhasilan  siswa  banyak  ditentukan  oleh  guru.  Mereka  berperan  sebagai  ujung  tombak  di  lapangan.  Untuk  mewujudkan  kinerja    guru,  maka  beberapa  karekteristik  yang  harus  dimiliki  oleh  guru  antara lain memiliki semangat juang  yang tinggi yang disertai keimanan dan ketaqwaan  terhadap Tuhan  Yang  Maha  Esa,  mampu  belajar  dan  bekerjasama  dengan  profesi    lain,  memiliki  etos  kerja,  berjiwa  profesionalis  yang  tinggi,  memiliki  wawasan  masa  depan,  memiliki  kesejahteraan  lahir  dan  bathin    dan  mampu melaksanakan  tugas dan  peranannya secara terpadu serta dapat melibatkan diri dengan tuntutan  lingkungan   dan   perkembangan   iptek.  Profesionalisme   guru   berpengaruh   terhadap      keberhasilan  pelaksanaan pendidikan.
Pemerintah  dan  organisasi  profesi  guru  harus  mengembangkannya  karena  tanpa  profesionalisme  dalam melaksanakan tugas yang mulia tersebut mustahil pendidikan akan berkembang. Kebijakan terhadap  pendidikan  menyangkut  hajat  hidup  orang  banyak  yang  sangat  mempengaruhi  seluruh  aspek    kehidupan  sekarang dan kehidupan mendatang. Guru yang bermutu tentu akan menghasilkan lulusan pendidikan yang  bermutu pula. Hal ini harus memiliki komitmen yang kuat dalam rangka meningkatkan kualitas guru yang  diiringi  dengan  peningkatan  kesejahteraan  yang  memadai.  Oleh  sebab  itu  manajemen  pengelolaan  guru  perlu ditingkatkan dan dikelola secara baik pula.
B.    Permasalahan
Visi  pendidikan  nasional  menyebutkan  bahwa,”pendidikan  mengutamakan  kemandirian  menuju  keunggulan untuk meraih  kemajuan dan kemakmuran berdasarkan nilai nilai Pancasila”. Untuk menuju visi  tersebut,   guru   merupakan   kunci   keberhasilan   dalam   menjawab   tantangan   tentang   rendahnya   mutu  pendidikan.  Kondisi  saat  ini  harus  dibenahi  melalui  perubahan  manajemen  pengelolaan guru  agar  dapat  menjadi guru yang profesional. Banyak kelemahan - kelemahan dalam pengelolaan guru dewasa ini dimulai  dari  pengorganisasian,  kepemimpinan,  komitmen  bersama,  proses  pengadaan  dan  pengelolaan  guru  serta  proses dalam pelaksanaan tugas  belum dilaksanakan  secara profesional. Pemberdayaan guru sekarang ini  belum  optimal    terutama  perhatian  terhadap  kesejahteraan,  pendidikan,  penempatan,  peningkatan  dan  pengembangan karier guru dan juga pengorganisasiannya.
Timbul  pertanyaan  kita,    apakah  organisasi  profesi  guru  telah  berperan    dalam  meningkatkan  keprofesionalisasinya? Sejauhmana perhatian para pemimpin terhadap peningkatan kualitas guru tersebut.  Apakah sudah mempunyai komitmen bersama untuk meningkatkan kualitas pendidikan? Apakah para guru  dalam    pelaksanaan  proses  belajar  mengajar  telah  dilaksanakan  sesuai    kreteria  mengajar  yang  baik?  Apabila  hal  itu  yang  menjadi  permasalahan  tentu  akan  menyangkut  dengan  output  yaitu  mutu  kelulusan   yang selalu selalu menjadi perhatian masyarakat dewasa ini, dimana hasil pendidikan di sekolah mutunya  masih rendah.
II.   PEMBAHASAN
A.  Keadan  Guru sekarang
Guru dipandang suatu tugas profesi karena memerlukan pendidikan lanjutan  dan latihan  khusus  . Jabatan profesional memerlukan pendidikan lanjutan dan latihan    khusus     karena    memerlukan       kemampuan        menganalisis,      merencanakan,       menyusun       program,  mengelola  (menata)   mendiagnosis  dan   menilai.  Pekerjaan  tersebut  di  atas  jika  dilaksanakan   secara profesional yang akan membawa dampak terhadap output  yang bermutu.  Berbicara masalah mutu  adalah penyesuaian pada masyarakat yang terus berubah (conformance to changing requirement). Persyaratan ilmu pengetahuan  teknologi, keterampilan, nilai moral dan etik dalam profesi pendidikan terus berubah. Oleh karena itu pendidikan dan pelatihan, pembinaan, pengawasan dan penilaian bagi tenaga pendidikan harus  ditegakkan  dan  dilembagakan  secara  kuat  dan  terus  menerus  yang  harus  dilaksanakan  secara  integral  dengan pembangunan sumber daya manusia yang berkopetensi.
Kompetensi berarti kemampuan yang mempunyai kewenangan, kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan  sesuatu  hal.  Kompetensi  adalah  kemampuan  atau  kecakapan  yang  merupakan  gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang tampak yang sangat berarti dalam melaksanakan profesi keguruan.
Istilah profesional yang berarti  “ a vacation on which profesional knowledge of some departement a learning science is used in its applications to the of other or in the practice of an art found it  “. Jadi memerlukan bidang ilmu secara sengaja harus dipelajari dan diaplikasikan bagi kepentingan umum. Guru yang  profesional  adalah  orang  yang  memiliki  kemampuan  dan  keahlian  khusus  dalam  bidang  keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Menurut Agus F. Tomyong, 1987 mengatakan “ guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan bai  serta    memiliki     pengalaman   yang    kaya    dibidangnya”.  Di    dalam     melakukan       kewenangan profesionalnya,   guru   memiliki   seperangkat   kemampuan   (competency)   yang   beraneka   ragam   seperti  kompetensi pribadi,  misalnya kemampuan  mengembangkan kepribadian, berinteraksi dan berkomunikasi,  melaksanakan  bimbingan  dan  penyuluhan,  melaksanakan  administrasi  sekolah  sedangkan  kompetensi  profesional  meliputi  menguasai landasan kependidikan,  menguasai bahan pengajaran, menyusun program  pengajaran,   melaksanakan   program   pengajaran,   memiliki   hasil   proses   belajar   mengajar.   Guru   yang profesional   tidak   hanya   mengetahui   tetapi   benar-benar   melaksanakan   apa   yang   menjadi   tugas   dan  peranannya.  Menurut Moh. Ali, 1985 persyaratan profesi guru yang mempunyai tugas dan tanggung jawab  begitu kompleks maka jabatan profesi memerlukan persyaratan khusus antara lain :  (a) menuntut adanya  keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam, (b) menekankan pada suatu  keahlian  dalam  bidang  tertentu  sesuai  dengan  bidang  profesinya,    (c)  menuntut  adanya  tingkat  pendidikan  keguruan  yang  memadai,    (d)  adanya  kepek aan  terhadap  dampak  kemasyarakatan  dari  pekerjaan yang dilaksanakannya, (e) memungkinkan pe rkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.
Di  samping  itu  guru  hendaknya  mempedomani    kode  etik  sebagai  pedoman  tingkah  laku  dalam melaksanakan  tugas  dan  fungsinya,  memiliki  klien/objek  layanan  yang  tetap  dan  diakui  oleh  masyarakat karena  memang  diperlukan  jasanya  di  masyarakat.  Jabatan  guru  merupakan  jabatan  profesional  dan  pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Kriteria jabatan profesional antara lain bahwa jabatan  itu  melibatkan  kegiatan  intelektual,  mempunyai  batang  tubuh  ilmu  yang  khusus,  memerlukan  persiapan yang lama untuk memangkunya, memerlukan latihan jabatan yang berkesinambungan, memerlukan kriteria  hidup dan keanggotaan yang permanen, menentukan baku perilakunya mementingkan layanan, mempunyai organisasi profesional dan mempunyai kode etik guru yang harus ditaati oleh anggotanya.
Setelah memperhatikan hal tersebut di atas maka jabatan guru menurut pengamatan penulis belum dapat memenuhi secara maksimal persyaratan itu. Oleh sebab itu sangat tergantung kepada niat, perilaku dan  komitmen  dari  guru,  dan  organisasi  profesi  yang  berhubungan  dengan  guru  serta  didukung  oleh  kebijakan  pemerintah.  Menurut  Tilaar,  dijelaskan  bahwa,  pembinaan  terhadap  guru  sebagai  sumber  daya  manusia    meliputi:  “  rekruetmen,  pendidikan  profesi  awal  termasuk  pembinaan  semangat  profesi  atau  induction,  pengangkatan,  penempatan  dan  penempatan  ulang(deployment  and  redeployment),  pendidikan dan  pelatihan  prajabatan  (inservice)  termasuk  job  exposure,  tugas  belajar.  Penilaian  hasil  kerja  yang komperhenship termasuk sikap pribadi dan kualitas kepemimpinan, konpensasi termasuk penghargaan dan hukuman  serta  prencanaan  karier.”(Tilaar  ,2002:306).  Semua  tugas  dan  kewajiban    dalam  pengambilan keputusan      harus    dilandasi    prinsip-prinsip     dan    persyaratan      aturan    main    yang     jelas,  terkodifikasi, terdokumentasi dan ditegakkan secara konsisten.
Kualitas  biasanya  menggambarkan  karekteristik  langsung    dari  suatu  produk  seperti  perfomansi (perfomance), keandalan  (reliability), mudah dalam penggunaan  (ease of use), estetika (esthetis).  Kualitas  selalu berfokus pada  pelanggan  (customer focused  quality). Kualitas selalu mengacu kepada sesuatu yang memenuhi  keinginan  pelanggan  .  Menurut    Dr.  Yoseph  M.  Juran,  manajemen    kualitas  sebagai  suatu kumpulan  aktivitas  yang  berkaitan  dengan  kualitas  tertentu  yang  memiliki  karekteristik.  Sedangkan menurut Deming, untuk membangun system  kualitas  modern diperlukan transparansi manajemen kondisi yang terus menerus  (continuous improvement).
B. Peningkatan Mutu melalui Organisasi Profesi
Organisasi sebagai suatu sistem  mempunyai  misi  untuk  mencapai suatu tujuan. Secara tradisional, organisasi  diartikan  sebagai  suatu  kesatuan  yang  merupakan  kombinasi  dari  aktivitas  dan  tugas-tugas, dimana-mana guru memegang otoritas sebagai perencana, pengambil keputusan, pengorganisasi, pengarah dan  pengawas.  Menurut  pandangan  modern  yang  dikemukakan  oleh  William  A.  Shorode  dan  Vopich  ( 1974:15 ) bahwa organisasi adalah sistem sosial yang terdiri dari orang-orang, teknik, informasi, struktur dan tujuan dimana manajemen berperan sebagai penggerak atau pemelihara kelangsungan sistem organisasi tersebut.
Berorganisasi   akan   menyangkut   semua   anggota,   karena   setiap   individu   akan   terlibat   dalam organisasi tersebut untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang pada saat ini merupakan suatu kebutuhan manusia.  Produktivitas  akan  bermutu  jika  dihasilkan  oleh  suatu  sistem  organisasi  yang  dikelola  dengan baik.  Guru  sebagai  jabatan  profesi  perlu  memperkuat  kedudukannya  dalam  suatu  kelompok  organisasi,karena   organisasi   keguruan   dalam   hal   ini   PGRI   memiliki   peranan   dan   tanggung   jawab   menjaga, memelihara,  dan  mengembangakan  profesi  keguruan.  Organisasi  PGRI  sebagai  satu-satunya  organisasi yang  berdiri  sejak  tahun  1945  tepatnya  25  Nopember  1945,  mengembangkan  misinya  sebagai  organisasi profesi,  perjuangan,  dan  serikat  sekerja  yang  harus  bertugas  menjaga,  memelihara  dan  mengembangkan profesi keguruan.
PGRI harus berupaya untuk memelihara, menjaga dan bertanggungjawab, dalam  mengembangkan keprofesi  guru  yang  berkualitas.  Memelihara  berarti  mengupayakan  profesi  kependidikan  agar  terhindar dari pencemaran  nama  yang  kurang baik. Mengembangkan berarti  meningkatkan kualifikasi dan  kualitas kemampuan guru sebagai anggota oraganisasi PGRI.
PGRI dewasa ini belum dapat mengkoordinir aktivitas guru dalam pengembangan profesinya secara maksimal. Yang ada  sekarang baru  mengkoordinir dalam  kegiatan-kegiatan tertentu untuk  menginginkan dalam  suatu  tujuan  dalam  hal  ini  kesejahteraan  guru.    Seyogyanya  oraganisasi  PGRI  sebagai  organisasi Guru  harus  menonjolkan  kegiatan-kegiatan  dalam  peningkatan  proses  belajar  mengajar,  sistem  evaluasi pendidikan  yang  benar,  menerapkan  metode  pembelajaran  yang  benar.  Apabila  akan  menjadi  guru  yang profesional maka organisasi guru harus terjun secara mendasar mengembangkan pendidikan dan berperan dalam  :  a)  Meningkatkan  daya  tarik  jabatan  guru  agar  dapat  diminati  dan  disegani  oleh  masyarakat.  b) Membantu,  membina  kemampuan  tenaga  guru  terutama  dalam  aktivitas  proses  belajar  mengajar.  c)  Memelihara  mutu  layanan  terhadap  anak  didik,  masyarakat  dan  sesama  anggota.  d)  Menjunjung  tinggi  pelaksanaan kode etik guru Indonesia sebagai norma  perilaku guru sehari-hari. Di samping itu guru harus  mengikuti perkembangan dan kemajuan IPTEK yang berkembang pesat dewasa ini  sehingga guru benar- benar memiliki pengetahuan sesuai tugas dan fungsinya sebagai guru.
C.  Peranan Kepala Sekolah sebagai pemimpin
Kepemimpinan  sebagai  salah  satu  fungsi  manajemen  merupakan  hal  yang  sangat  penting  untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini kepemimpinan berperan melindungi para anggotanya terutama  isu-isu peraturan organisasi yang tidak tepat seperti distribusi kekuasaan yang menjadi penghalang tindakan yang  efektif,  prosedur  yang  dianggap  buruk.  Definisi  dari  kepemimpianan  adalah  :  “  Leadership  is interpersonal influence exerced in a situation, and directed through the comunication process toward the attainment of a spesified goal or goals“) Tannembaun,Wehler & Massarik,1961:24 ). Fungsi seorang pemimpin adalah membangkitkan kepercayaan dan loyalitas  berusaha mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain, mempengaruhi orang lain serta dapat dikagumi dan dibanggakan para bawahan.
Pemimpin  sebagai  penggerak  dari  organisasi  yang  harus  paham  terhadap    keberadaan  dari  organisasi tersebut  untuk  mencapai tujuan dengan  kehidupan organisasi  yang tepat, bekerjasama dan berkoordinasi.Kepala Sekolah sebagai pemimpin harus mampu untuk menggerakkan segala sumber daya yang ada pada guru di sekolah. Bagaimana menggerakkan, mengarahkan, membimbing, melindungi, membina, memberi  teladan,  memotivasi,  memberi  bantuan  terhadap  guru  sangat  tergantung  pada  Kepala  Sekolah.  Dalam Peraturan    Menteri  Pendidikan  dan  Kebudayaan  RI  No. 13  Tahun  2007  tanggal  17  April  2007  bahwa  pengangkatan Kepala Sekolah harus memiliki kualifikasi umum dan kualifikasi khusus adalah  sbb:
1. Kualifikasi Umum Kepala Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut:
a.Memiliki     kualifikasi    akademik      sarjana   (S1)    atau   diploma     empat    (D-IV)     kependidikan   atau  nonkependidikan  pada  perguruan  tinggi  yang  terakreditasi;  b.  Pada  waktu  diangkat  sebagai  kepala  sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun; c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5  (lima) tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal  (TK/RA),  memiliki  pengalaman  mengajar  sekurang-kurangnya  3  (tiga)  tahun  di  TK/RA;  dan    d)  Memiliki  pangkat  serendah-rendahnya  III/C  bagi  Pegawai  Negeri  Sipil  (PNS)  dan  bagi  non  PNS  disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh Yayasan atau lembaga yang berwenang.
2. Kualifikasi Khusus Kepala Sekolah/Madrasah adalah:
a.  Kepala  Taman  Kanak-kanak/Raudhatul  Athfal  (TK/RA)  adalah    berstatus  sebagai  guru  TK/RA;   Memiliki   sertifikat   pendidik   sebagai   guru   TK/RA;   dan   memiliki   sertifikat   kepala   TK/RA   yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah.
b. Kepala Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah , berstatus sebagai guru SD/MI; memiliki sertifikat  pendidik  sebagai  guru  SD/MI;  dan  memiliki  sertifikat  kepala  SD  /MI  yang  diterbitkan  oleh  lembaga yang ditetapkan pemerintah.
c.  Kepala  Sekolah  Menengah  Pertama/Madrasah  Tsanawiyah  (SMP/MTs)  adalah  sebagai  berikut  berstatus  sebagai  guru SMP/MTs; memiliki sertifikat pendidik sebagai  guru SMP/MTs; dan  memiliki sertifikat kepala SMP/MTs yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah.
d.Kepala Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) adalah: berstatus  sebagai  guru  SMA/MA;  bemiliki  sertifikat  pendidik  sebagai  guru  SMA/  MA;  dan  memiliki  sertifikat kepala SMA/MA yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah.
e.  Kepala  Sekolah  Menengah  Kejuruan/Madrasah  Aliyah  Kejuruan  (SMK/MAK)  adalah  berstatus  sebagai guru SMK/MAK;memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMK/MAK; dan memiliki sertifikat  kepala SMK/MAK yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah.
f.  Kepala  Sekolah  Dasar  Luar  Biasa/Sekolah  Menengah  Pertama  Luar  Biasa/  Sekolah  Menengah  Atas  Luar Biasa (SDLB/SMPLB/SMALB) adalah berstatus sebagai guru SDLB/SMPLB/SMALB; memiliki  sertifikat    pendidik     sebagai      guru    SDLB/SMPLB/SMALB;                dan     memiliki      sertifikat   kepala SDLB/SMPLB/SMALB yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah.
g.  Kepala  Sekolah  Indonesia  Luar  Negeri,  memiliki  pengalaman  sekurang-kurangnya  3  (tiga)  tahun   sebagai  kepala  sekolah;  memiliki  sertifikat  pendidik  sebagai  guru  pada  salah  satu  satuan  pendidikan;  dan memiliki sertifikat kepala sekolah yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah.
Disamping  persyaratan  umum  dan  persyaratan  khusus,  juga  kepala  sekolah  harus  memenuhi  persyaratan yakni memiliki kompetensi adalah sevagai berikut;
1.  Berkepribadian,  yakni  berakhlak  mulia,  mengembangkan  budaya  dan  tradisi  akhlak  mulia,  dan   menjadi   teladan   akhlak   mulia   bagi   komunitas   sekolah/madrasah.Memiliki   integritas   kepribadian  sebagai     pemimpin.Memiliki         keinginan     yang    kuat    dalam    pengembangan        diri   sebagai    kepala  sekolah/madrasah.Bersikap  terbuka  dalam  melaksanakan  tugas  pokok  dan  fungsi.Mengendalikan  diri  dalam  menghadapi  masalah  dalam  pekerjaan  sebagai  kepala  sekolah/madrasah.Memiliki  bakat  dan  minat jabatan sebagai pimpinan pendidikan.
2.   Memiliki  Manajerial,  yakni  menyusun  perencanaan  sekolah/madrasah  untuk  berbagai  tingkatan  perencanaan.  Mengembangkan  organisasi  sekolah/madrasah  sesuai  dengan  kebutuhan.  Memimpin  sekolah/madrasah   dalam   rangka   pendayagunaan   sumber   daya   sekolah/madrasah   secara   optimal.   Mengelola   perubahan   dan   pengembangan   sekolah/madrasah   menuju   organisasi   pembelajar   yang   efektif.   Menciptakan   budaya     dan    iklim   sekolah/madrasah   yang    kondusif     dan   inovatif    bagi  pembelajaran  peserta  didik.Mengelola  guru  dan  staf  dalam  rangka  pendayagunaan  sumber  daya  manusia  secar  optimal.Mengelola  sarana    dan    prasarana  sekolah/madrasah   dalam  rangka pendayagunaan  secara optimal.Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan  masyarakat dalam rangkapencarian  dukungan  ide,  sumber  belajar,  dan  pembiayaan  sekolah/madrasah.Mengelola  peserta  didik  dalam  rangka  penerimaan  peserta  didik  baru,  dan  penempatan  dan  pengembangan  kapasitas  peserta   didik.Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan   pendidikan  nasional. Mengelola keuangan  sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan  yang   akuntabel,   transparan,   dan   efisien.Mengelola   ketatausahaan   sekolah/madrasah   dalam   mendukung   pencapaian      tujuan    sekolah/madrasah.Mengelola           unit    layanan    khusus     sekolah/madrasah        dalam   mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.Mengelola sistem   informasi       sekolah/madrasah         dalam      mendukung        penyusunan        program       dan     pengambilan  keputusan.Memanfaatkan            kemajuan      teknologi     informasi     bagi    peningkatan      pembelajaran       dan    manajemen  sekolah/madrasah.Melakukan  monitoring,  evaluasi,  dan  pelaporan  pelaksanaan  program  kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.
3.  Memiliki jiwa Kewirausahaan yakni menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan      sekolah/madrasah. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi  pembelajar yang efektif.Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok   dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/ madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
4.  Melaksanakan Supervisi, yakni merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme       guru.Melaksanakan         supervisi    akademik      terhadap     guru    dengan     menggunakan pendekatan  dan  teknik  supervisi  yang  tepat.Menindaklanjuti  hasil  supervisi  akademik  terhadap  guru  dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
5.  Berjiwa      Sosial                ,    harus            bekerjasama         dengan        pihak       lain      untuk        kepentingan  sekolah    /         madrasah .    Berpartisipasi   dalam   kegiatan   sosial kemasyarakatan.Memiliki   kepekaan   sosial  terhadap orang atau kelompok lain.
Persyaratan  tersebut  ditentukan  agar  dapat  memimpin  sekolah  dengan  baik  sehingga  menjadi panutan sebagai seorang pemimpin dilingkungan sekolah tersebut. Sekolah diberikan otonomi sekolah yang dikenal  dengan  otonomi  berbasis  sekolah,  dengan  maksud  agar  kepala  sekolah  dapat  menyusunan  dan melaksanakan  program  sekolah  yang  sesuai  dengan  keadaan  lingkungan  masyarakat  sekolah  itu  sendiri. Namun  persyaratan  dan  kompotensi  tersebut  diatas  apakah  sudah  dilaksanakan?  Pemerintah  pusat    pada saat ini telah memberikan kewenangan kepada daerah  sesuai dengan semangat otonomi daerah, sehingga pendidikanpun diserahkan pengelolaannya kepada pemerintah daerah kabupaten/kota. Sehingga timbullaah peraturaan daerah (perda) masing-masing yang mengatur tentang daerahnya termasuk bidang pendidikan. Hal ini tidak mustahil sering mengaburkan peraturan atau petunjuk teknis dari Mendiknas yang tidak dapat dilaksanakan secara utuh karena ada kepentingan daerah masin-masing. Menurut isu- isu yang berkembang bahwa  persyaratan  tersebut  tidak  menjadi  acuan,  dan  tidak  menghiraukan  persyaratan-persyaratan  yang telah  ditetapkan  oleh  Mendiknas  tersebut.  Apabila  hal  ini  terjadi  sangat  disayangkan  sangat  merisaukan terhadap dunia pendidikan kita.
Kepala Sekolah sebagai pemimpin di sekolah seyogyanya memiliki karakter atau ciri khusus yang mencakup       kepribadian,     keahlian    dasar,   pengalaman,       dan   kemampuan        yang    profesional,    memiliki pengetahuan tentang administrasi sekolah dan memiliki  kompetensi penyelia sekolah. Apabila tahapan dan persyaratan  pengangkatan  kepala  sekolah  tidak  dilaksanakan  sebagaimana  diharapkan  maka  akan  terjadi gab  atau    kesenjangan  dalam  pelaksanaan  tugas  Kepala  Sekolah  yang  diharapkan  akan  menghasilkan sekolah yang berkualitas. Akibat secara umum belum tercapainya sosok yang berkarakter dan profesional. Untuk  menjadi  Kepala  Sekolah  yang  baik  maka  pengangkatan  Kepala  Sekolah  seharusnya  benar-benar diseleksi  dengan  persyaratan  yang  baku,  dan  sebelum  diangkat  menjadi  Kepala  Sekolah  seharusnya diberikan  pendidikan  dan  latihan  sebagai  bekal  menjadi  pemimpin.  Penempatan  dengan  memperhatikan kebutuhan   yang   diberi   jenjang   pengalamaan   dari   daerah   pinggir   sqmpai   ke   daerah   yang   ramai. Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah salah satu perwujudan kepemimpinan yang mampu mencapai tujuan pendidikan nasional yang akan mencerdaskan kehidupan bangsa, memiliki karakter bangsa yang memiliki nilai-nilai  luhur  berdasarkan  Pancasila,  dan  berbudi  pekerti  luhur  dengan  pola  pikir  berorientasi  jauh  ke depan, pola pikir ilmiah, efisien dan efektif dan keterbukaan. Dengan memiliki watak dan kepribadian yang utuh, berwibawa, jujur, terpercaya, bijaksana, mengayomi, beriman, mawas diri, maupun melihat ke depan,  berani  dan  mampu  mengatasi  kesulitan,  tegas  dan  bertanggungjawab,  sederhana,  penuh  pengabdian  pada tugas, berjiwa besar dan sifat ingin tahu.
D. Peningkatan Kompetensi Guru
Di dalam pengadaan sumber daya manusia dalam hal ini guru , yang menjadi focus adalah langkah - langkah yang diambil untuk mendudukui  berbagai pekerjaan agar tepat  sesuai  kebutuhan  dan keahlian.  Oleh  sebab  itu    perlu  dianalisa  kebutuhan    dan  penempatan    yang  seobjektif  mungkin.    Ada  empat  hal  kegiatan  yang terkandung dan saling berhubungan   dalam perencanaan sumber daya  manusia   yaitu, (a.)  besarnya jumlah sumber daya manusia  yang tersedia  sekarang, (b). Peramalan ( porecasting)  suplai  dan  permintaan  sumber daya  manusia  pada masa yang akan dating,(c)  menyiapkan perencaan yang matang  dalam   rangka   memperbesar   jumlah   individu-individu      yang   qualified,   (d).   perlu   adanya   prosedur pengawasan dan evaluasi  yang dilaksanakan  secara teratur  agar dapat  memberikan umpan balik kepada system,  sehingga  system  itu    dapat  berkembang  dalam  penggunaan  nya  dimasa  yang  akan  datang  . Cahyono: 1966: 19).
Jika kita perhatikan permasalahan sekarang ini terhadap  guru yang  tidak dapat memenuhi kebutuhan mengenai jumlah guru  baik guru  kelas untuk SD, dan guru mata pelajaran untuk SLTP,SMU dan SMK. Kekurangan guru  ini diikuti penyebaran guru yang tidak merata antara perkotaan dan pedesaan. Banyakguru bertugas di perkotaan dan di pedesaan kekurangan  guru. Disamping itu banyak guru SD yang baru  memenuhi  standar  kualifikasi  pendidikan    41,43 %    dan  yang  tidak  memenuhi  standar    kualifikasi  pendidikan sebesar  58,57 %.(Lembaga Informasi Nasional,2002:24).  Hampir seluruh daerah di tanah air   mengalami hal yang sama seperti dikemukakan diatas.  Untuk mengatasi ini Depdiknas melakukan berbagai  upaya untuk memenuhi kebutuhannya misalnya  pada tahun 2003  ini  mengangkat guru Bantu (honorer)   dengan  kontrak  selama    tiga  tahun.  Kemudian  pada  tahun  2004  dan  2005  Depdiknas  mengangkat  guru  honor pusat dan ditempatkanlah didaerah-daerah pedesaan. Kemudian guru honor proyek, dan honor pusat  (guru  bantu)  ini  diangkat  menjadi  PNS,  maka  bermacam-macam  guru  honor  lainnya  timbul  untuk  minta  diangkat, misalnya honor komite sekolah, honor guru guru daerah, honor yang dianggakat oleh sekolah dan  lain-lain.  Hingga  saat  ini  belum  tuntas  penyelesaiannya.  Inipun  tidak  secara  penuh  dapat  dipenuhi   mengingat  keterbatasan  anggaran  pembiayaan.  Namun  tentu  saja  program  ini  sudah  membantu  untuk   mengatasi    kekurangan  guru.  Tetapi  hal  ini  menurut  penulis  bukanlah    jalan  terakhir  untuk  mengatasi  permasalah guru, tetapi ini bersifat sementara. Oleh sebab itu perlu penataan ulang, perencanaan  kebutuhan  yang akurat  serta penyediaan anggaran yang  memadai, dan pemantapan peraturan tentang pangadaan guru  yang  dibakukan  sehingga  tidak  pandang  bulu  harus  memenuhi  persyaratan  tersebut.  Disamping  itu  peningkatan  skill audit untuk memantau pengadaan guru.  Didalam pengadaan tenaga pendidikan ini perlu  diseleksi      secara   ketat   dengan   menggunakan   standar      yang   baku   sehingga   seleksi   tidak   terjadi  penyimpangan.  Banyak  penyimpangan  yang  dilakukan  oleh  pihak-pihak  tidak  yang  bertanggung  jawab,  yang mengakibatkan kecemburuan sosial yang mendalam terhadap pengangkatan yang tidak transparan.
Dipihak guru itu sendiri, dalam meningkatkan mutu profesi pribadi seperti yang dikemukakan pada  awal  makalah ini,  hendaknya dilaksanakan pendidikan penataran secara  merata.  Banyak guru   yang ada  dewasa ini tidak merata untuk diikutsertakan  dalam penataran peningkatan pengetahuannya.  Seyogianya  bahwa   guru-guru   apabila   telah   diangkat   maka   perlu   untuk   di   up   grad   lagi   agar   pengetahuan   dan  keterampilannya  bertambah  dan  menyesuaikan  dengan  perkembangan  zaman.  Namun  yang  terjadi  di  lapangan  tidsk  demikian,  bahkan  ada  yang  sampai  pension  tidak  pernah  diikutkan  dalam  pelatihan  atau  penataran yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah..   Dalam     No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat 1 bahwa guru harus memiliki empat kompetensi  yakni  kompetensi  pedagogik,  kompotensi  kepribadian,  kompotensi  social  dan  kompetensi professional  yang  diperoleh  melalui  pendidikan  profesi.    Kompetensi  pedagogik  adalah  kemampuan mengelola  pembelajaran  peserta  didik  yang  meliputi    pemahan  terhadap  peserta  didik,  perancangan  dan  pelaksanaan,   pembelajaran.  Evaluasi  Hasil  belajar  Pengembangan  peserta  didik  untuk   mengaktualisasikan  berbagai  potensi  yang    dimilikinya.  Kompetensi      keperibadian  yakni  bertaqwa  kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, memiliki etos kerja yang tinggi, bersikap terbuka, berjiwa  pemimpin,     mampu     mengendalikan    diri,    mampu       mengembangkan           diri,    memiliki      integritas  kepribadian,berwibawa, arif dan bijaksana, menjadi teladan. Kompetensi profesional,  artinya kemampuan  menguasai  materi  materi  pelajaran      secara  luas  dan  mendalam,  memiliki pengetahuan yang  luas  dan  mendalam  mengenai bidang studi (keahlian)  yang akan di  transpormasikan kpd peserta didik,  menguasai  metodelogisnya,  mampu  memilih  dan  menggunakan  berbagai  strategi  dalam  proses  belajar  mengajar.  Kemapuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi :  Pemahan  terhadap  peserta  didik,    Perencanan  dan  Pelaksanaan  pembelajaran,    Evaluasi  Hasil  belajar,  Pengembangan  peserta  didik  utk  mengaktualisasikan  berbagai    potensi  yang  dimilikinya.  Kompetensi  social  yakni  mampu  berkomunikasi  dan  bergaul  secara  efektif  dengan  peserta  didik,  sesama  pendidik,  tenaga kependidikan, orang tua/ wali peserta didik/ dan masyarakat sekitar. Berpartisipasi dalam kegiatan  kelembagaan/  sekolah  dan  berpartisipasi  dalam  kegiatan  kemasyarakatan.  Keempat  komp[otensi  tersebut  pada hakekatnya mempunyai keterkaitan dan keterpaduan dalam diri guru yang merupakan kesatuan yang  organis,  harmonis,  dinamis,  yang  merupakan  perwujudan  dalam  diri  guru  yang  menjadikan  benar-benar professional.
E.Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan
Mutu adalah  penilaian  sejauhmana  produk  memenuhi criteria,  standar  ataun  rujukan  tertentu.  Dipendidikan standar ini dapat dirumuskan  sementara ini  melalui hasil belajar dari mata pelajaran skolistik  yang dapat diukur secara kuantatif dan pengamatan yang bersifak kualitatif khususnya  untuk bidang studi pendidikan agama, pendidikan moral dan  budi pekerti. Untuk konsep mutu pendidikan ini mengacu kepada kebijakan, proses belajar mengajar, kurikulum , sarana prasarana dan tenaga kependidikan . Mutu ini harus mengacu tercapainya kemajuan yang dilandasi dengan perubahan yang terencana.  Didalam buku  Menuju Pendidikan  Dasar  yang  bermutu,  dijelaskan  ada  dua  startegi  pendidik  mutu  yaitu  pendidikan  yang  berorientasi     akademis      untuk     memberikan       dasar    minimal      dalam    perjalanan        pendidikan         yang   dipersyaratkan      oleh   tuntutan   zaman   dan   peningkatan   mutu   pendidikan   yang   berorientasi   dengan  keterampilan hidup.Keterampilan hidup adalah menguasai berbagai keterampilan  yang  specific  dirumah, ditempat  kerja,  dan  dimasyarakat.  Mutu  pendidikan  ini  tidak  ditentukan  oleh  sekolah  sebagai  lembaga  pengajaran  saja, tapi disesuaikan  dengan apa yang menjadi pandangan dan harapan masyarakat  yang cenderung selalu  berkembang  seiring dengan tuntutan zaman.  Oleh sebab itu pendidikan disekolah  harus ada keselarasan  antara  program  pendidikan    dengan  tujuan    yang  ingin  dicapai.  Tujuan  pendidikan  sebagaimana  yang  diharapkan    didalam  Undang    Undang  No.20  Tahun  2003  pada  pasal  3  disebutkan  bahwa,  “pendidikan  nasional  berfungsi  mengembangkan  kemampuan  dan  membentuk  watak  serta  peradapan  bangsa  yang  bermartabat  dalam  rangka  mencerdaskan  kehidupan  bangsa,  bertujuan  untuk  berkembangnya  potensi  peserta  didik  agar  menjadi  manusia  yang  beriman  dan  bertaqwa  mulia  sehat,  berilmu,  cakap,  kreaif,  mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk tercapainya tujuan pendidikan tersebut diatas, tergantung banyak factor antara lain:
a.Guru   yang berkualitas dan berwewenang yang mampu melibatkan  murid  dalam proses  pembelajaran  yang  efektif.  Mampu  memanfaatkan  fasilitas  dan  situasi  yang  ada  secara  maksimal.  Profesionalisme  guru  yang  digambarkan  melalui  kualitas  dan  kualifikasi    dan  menuntut  kelayakan  dan  kesesuaian   pendidikan guru itu sendiri.
b Karier guru yang  akan menempati  dari daerah satu ke daerah yang lain serta pendayagunaan di daerah   secara  optimal.  Pengadaan  guru  harus    dimulai  dari  seleksi    penerimaan,  penempatan,  pengawasan,   pemberian imbalan  yang  memadai  serta   menjaga ketentaraman dalam pelaksanaan tugas tugas.
c.Kesejahteraan guru dapat terjamin sehingga dapat merefleksikan kondisi kerja  guru  secara layak.
d.Manajemen pendidikan  yang dijamin undang-undang dan praturan  yang kondusif  yang diikuti dengan    peran serta  masyarakat, organisasi  profesi  guru   yang ikut terlibat  dalam memberdayakan sumber      daya manusia  dan alam  baik secara daerah, regional maupun  nasional.
e.Proses  belajar mengajar yang kondusip dengan menggunakan rancangan pembelajaran  yang relevan,   sehingga menjamin tercapainya tujuan.
f. Peserta didik yang sehat, siap belajar di sekolah .
g. Sarana,  prasarana    dan  fasilitas    yang  cukup  memadai,  buku-buku  yang  lengkap,  buku   perpustakaan,     alat-alat  laboratorium,  alat pelajaran  dan sebagainya. Kesemuanya ini perlu dipenuhi serta  diperbaiki system manajeman yang telah lalu dengan system  manajeman    pola  peningkatan  mutu  .  Dengan  terpenuhinya  beberapa  factor  diatas,  maka  apa  yang  diharapkan agar meningkatnya mutu pendidikan pasti akan tercapai.


IV. PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sebagaimana uraian dalam bab-bab terdahulu, maka persoalan guru merupakan sentral dari upaya  peningkatan mutu pendidikan. Karena itu setiap upaya  membenahi pendidikan harus melibatkan penataan  dan pembenahan terhadap guru. Persoalan tentang mutu guru, perlu ditempatkan dalam pemecahan jangka  pendek dan jangka panjang. Pemecahan jangka pendek  tentang kekurangan guru dengan pengadaan guru  honor atau guru kontrak, perlu dilaksanakan secara efektif dan efisien, sesuai dengan kualifikasi pendidikan  yang  dibutuhkan  dan  kelayakan  untuk  bertugas  disemua  tingkat  pendidikan.                  Disamping  itu  penempatannya   harus   sesuai   dengan   perencanaan   kebutuhan   dari   masing-masing   sekolah.   Ini   perlu  dilakukan secara berkelanjutan  agar kekurangan guru dapat diatasi. Dengan jangkah pendek tersebut dapat  terpenuhi, maka harus memperhatikan kebutuhan jangka panjang, yaitu pemantapan guru honor atau guru  bantu untuk menjadi guru tetap yang masih ditutut untuk pengangkatannya, bagi mereka yang betul-betul  melaksanakan  tugas  selama  jangka  waktu  tertentu  tersebut.  Peningkatan  kesejahteraan  guru,  yang  perlu  diperhatikan  melalui  sistem  penggajian,  pemberian  tunjangan  fungsional  yang  lancar,  sistem  kenaikan  pangkat yang efektif dan pelayanan terhadap pengurusan pangkat yang mudah serta perlindungan hukum  dalam melaksanakan tugasnya oleh guru.  Pengembangan   karir   guru   dikembangkan   dengan   sistem   promosi   terbuka   sehingga   membutuhkan  persaingan  yang  sehat.  Peningkatan kemampuan  guru  dengan  diberikan  kesempatan  mengikuti  pelatihan  dan   kesempatan   menempuh   pendidikan   lanjutan   baik   penyelesaian   tingkat   kualifikasi   (S1)   ataupun  peningkatan  ke  jenjang  S2  atau  S3  dengan  bantuan  biaya  pemerintah,  masyarakat  dan  guru  itu  sendiri.  Penyerapan metode belajar dan mengajar perlu diberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan  kreatifitasnya, beban kurikulum terlalu banyak titipan perlu dikurangi agar betul-betul dapat dikuasai oleh  peserta  didik.    Pemberian  penghargaan  kepada  guru  yang  berprestasi  baik  dilakukan  oleh  pemerintah,  masyarakat ataupun organisasi profesi guru itu sendiri.  Perubahan  sistem  pemberdayaan  guru  ini  akan  meningkatkan  mutu  profesionalisasi  guru,  yang  pada  akhirnya akan meningkatnya mutu pendidikan.
B.     Saran / Rekomendasi
Untuk  ini  maka  penulis  menyampaikan  rekomendasi  kepada  para  guru  agar  dapat  menjunjung  tinggi kode etik guru sebagai pedoman tingkah laku dan melaksanakan 10 kompetensi guru. Demikian juga  kepada masyarakat agar dapat menghargai karya guru dalam bentuk apapun, walaupun guru itu mempunyai  kekurangan   karena   mereka   itu   adalah   manusia   biasa.   Kepada   pemerintah   agar   membenahi   sistem  manajemen           pengelolan         guru      termasuk        perhatian        terhadap        kesejahteraan,          pendidikan,         karier      dan  perlindungan dalam melaksanakan tugas sehingga merasa aman tentram, terlepas dari ancaman kejahatan  apapun.
DAFTAR   PUSTAKA.
Arifin,H.M.,Kapita Selekta Pendidikan,  2000, Bumi Aksara ,Bandung.
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam ,2002, PT  Logos Wacana Ilmu,Jakarta.
Adi Suryadi Culla, 1999, Masyarakat Madani, PT  Raja Grafindo Persada,         Jakarta .
Conny R.Semiawan, 2002, Belajar dan Pembelajaran Taraf Usia Dini,  PT Prenhallindo, Jakarta.
Koentjaraningrat,  1997 , Pengantar  Antropologi,  Renika Cipta , Jakarta.
Sudarwan Danim, 1995, Media Komunikasi Pendidikan , Bumi Aksara  ,Bandung.
Nurdien,HK ,dkk, 1983, Perubahan nilai-nilai, Penerbit Alumni , Bandung.
Tilaar,H.A.R, 2001, Manajemen  Pendidikan Nasional , PT Remaja   Rosdakarya, Bandung.
---------------,    2002, Membenahi Pendidikan Nasional , Renika Cipta, Jakarta.
--------------,  2002 ,Pendidikan Untuk Masyarakat Indonesia Baru, PT Grasindo , Jakarta
--------------,  2002 , Perubahan Sosial dan Pendidikan, PT.Grasindo,   Jakarta.
Thohir Luth,   2002, Masyarakat Madani, PT Mediacipta , Jakarta
-----------  --,2002 PT Karya  Cipta  mandiri,  Bogor.
No. 20 Tahun 2003  tentang Sistem Pendidikan nasional
No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
PP No.19 tahun 2005  tentang Standar nasional Pendidikan.



Baca juga tulisan menarik lainnya

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar :

Posting Komentar