Jumat, 19 September 2014

Video Pembelajaran Kurikulum 2013 itu…fiksi kawan…

Video Pembelajaran Kurikulum 2013 itu…fiksi kawan…
Jika anda peserta pelatihan Kurikulum 2013 pasti sudah  melihat video-video yang ditayangkan oleh para tutor bagaimana hebatnya mengajar tematik dengan seru dan dengan anak yang mudah sekali diarahkan. Saat itu juga para peserta akan terheran-heran bagaimana luar biasanya kelas tersebut bisa begitu mudah mengajarkan materi dengan tingkat mengajar yang “high” . Benarkah video itu atau hanya sebuah aktor dan para pendukung sesuai arahan sang sutradara Kurikulum 2013? . Pada artikel berikut ini saya akan mengupas tentang video tersebut simak ya..

Pembenaran Kurikulum Baru
Ibaratnya sebuah metode dalam penjualan maka seorang produsen bagian marketing harus mengemas begitu rapi barang dagangannya. Walaupun sebuah produk dagangannya secara empiris akan sulit bersaing dengan produk lainnya tetapi dengan kemasan dan iklan yang bombatis, ditambah dengan jingle yang mudah diingat masyarakat serta pengulangan yang berkali-kali maka setidaknya membuat masyarakat menjadi menerima walaupun awalnya menolak. Setidaknya inilah yang terjadi pada kurikulum 2013, pemerintah “memaksa” agar para guru-guru mengerti kurikulum baru ini. Lengkap dengan puluhan materi ,tugas kelompok  plus video-video pembelajaran.
Khusus pada bagian video pembelajaran kita disodorkan ilusi ilmiah akan kehebatan kurikulum 2013. Benarkah fakta apa yang terjadi dalam video tersebut? saya yakin video tersebut adalah film manipulasi dari fakta sebenarnya. Para aktor guru dan murid yang dipandu oleh sutradara dan pastinya dibayar. Pada film tersebut terlihat guru begitu “enjoy” dan siswa yang begitu “penurut” siap diperintahkan. Tidak ada yang “mengambek” seperti lazimnya siswa dikelas satu. Atau tidak ada siswa yang isengberlari-lari seperti lazimnya siswa kelas 5. Guru begitu semangat mengajar dalam tempo sekitar 30 menit, padahal untuk guru jenjang SD mengajar sampai waktu zuhur bahkan sampai jam tiga sore. Stamina guru yang luar biasa, bahkan untuk ukuran pemain sepakbola saja masih ada “break” dan proses pergantian pemain. Tidak natural seperti pada kelas umumnya.
Dalam buku berjudul Ultimate Classroom Control Handbook karangan Dave Foley dijelaskan bahwa seorang guru pasti akan mengalami kendala dalam pengajaran, baik dalam individu siswa atau kendala dalam kolektif siswa. Bukan hanya anda tapi ribuan dan jutaan guru diseluruh dunia akan mengalami kendala dalam pembelajaran. Untuk segala jenjang baik sekolah negeri atau swasta tidak akan berbeda. Faktanya bukan Kurikulum 2013 yang akan membuat siswa belajar dengan tenang dan mudah diatur seperti dalam video, tetapi manajemen kelas yang baik dan didukung skill guru.
Kita juga harus lebih spesifik dengan peta , lokasi dan persebaran sekolah diseluh Indonesia, saya yakin setiap guru di Indonesia punya model mengajar yang baik dan sesuai dengan arsitektur , tidak bisa apa yang divideo tersebut menjadi “seragam” wajib pengajaran sekolah Indonesia. Video ini memang menjadi propaganda pemerintah agar kita semua guru menelan mentah-mentah kurikulum baru ini, padahal diakui oleh banyak pengamat bahwa kurikulum ini masih “bolong” dimana-mana.
Tematik adalah model pembelajaran bukan strategi pembelajaran
Ada yang salah konsep mengenai video pembelajaran tersebut, sebenarnya apa yang dilakukan oleh guru dalam video tersebut bukan strategi pembelajaran tematik, melainkan model pembelajaran tematik. Tematik bukanlah sebuah strategi tetapi model. Strategi pembelajaran bisa apa saja. Salah satu yang saya suka adalah startegi pembelajaran adalah Quantum Teaching yang diciptakan Bobby De Porter, saya sendiri akhirnya bisa bertemu perempuan hebat ini ketika seminar di Jakarta beberapa tahun yang lalu. Beliau mengatakan bahwa Quantum Teaching adalah panduan praktis dalam mengajar yang berusaha mengakomodir setiap bakat siswa atau dapat menjangkau setiap siswa. Metode ini sarat dengan penemuan-penemuan terkini yang menimbulkan antusiasme siswa. Quantum Teaching menjadikan ruang-ruang kelas ibarat sebuah konser musik yang memadukan berbagai instrumen sehingga tercipta komposisi yang menggerakkan dari keberagaman tersebut. Sebagai guru yang akan mempengaruhi kehidupan murid, anda seolah-olah memimpin konser saat berada di ruang kelas.
Sedangkan Model pembelajaran tematik seperti apa yang dikatakan oleh John Dewey sebagai penemu model pembelajaran tematik mengatakan bahwa sebagai usaha mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan perkembangannya. Kalaupun ada informasi proses pengajarannya dengan menggabungkan pembelajaran menjadi satu tema maka itu hanyalah pendapat dari ahli tematik setelah John Dewey wafat, dalam hal ini seseorang pendidik yang masih fokus terhadap pembejaran tematik yaitu adalah Robin Fogarty asal USA.
Jadi Jika anda seorang guru lalu mengunakan strategi pembelajarn yang lain (saya mencatat sangat banyak strategi pembelajaran) dan yang berbeda dengan apa yang ada di video kurikulum 2013 maka itu adalah hal yang sah-sah saja. gunakanlah kemampuan strategi pembelajaran anda sesuai dengan peta lapangan (dalam hal ini murid) , yang pasti setiap kondisi kelas dalam setiap kelas, sekolah, daerah, propinsi, kota , negara pastilah berbeda.
Andalah “penguasa” dikelas anda sendiri
Jangan ditafsirkan sebagai sebuah  lampu hijau untuk hal-hal negatif kawan. Maksudnya diatas adalah sebagus-bagusnya sebuah kelas adalah sebuah kelas dimana antara guru dan murid mempunyai hubungan yang baik dalam pelaksanaan pembelajaran, apapun model pembelajarannya dan apapun strategi pembelajarannya jika terjadi harmonisasi dan perpindahan intelektual yang baik antara guru siswa maka kelas itu bisa dikatakan “finish”. Kita juga tidak bisa membandingkan apa yang terjadi disekolah kota dan pedesaan atau bahkan dipedalaman atau mungkin di sekolah diperbatasan. Seorang guru harus “cerdas” dan penuh ide.
Andalah penguasa dikelas anda sendiri, bagaimana dan apa keadaan murid itu sendiri, kapan harus dibagi kelompok atau tidak dibuat kelompok, kapan harus serius dan kapan harus berhenti serius, kapan anda harus bermain peran dan kapan anda harus berdiri tegak berwibawa memberi nasehat. Keputusan itu ada ditangan kalian para guru. Video tematik hanyalah sebuah kamuflase akan apa yang terjadi dinegri ini. palsu. Mereka para pemimpin pendidikan negeri juga tidak pernah mau mengerti dengan apa yang terjadi diruang kelas dan hambatan-hambatan serius guru dikelas. mereka para aktor dan kita lah pemeran asli pelaksanaan pembelajaran dikelas ini.
Selamat mengajar


Baca juga tulisan menarik lainnya

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar :

Posting Komentar