Sabtu, 30 Agustus 2014

SUDAH ABCD KAH TUJUAN PEMBELAJARAN ANDA?

SUDAH ABCD KAH TUJUAN PEMBELAJARAN ANDA?
Oleh : Akhmad Said Hidayat,S.Pd.SD
Guru SDN. Aenganyar I Kec. Giligenting




Kegiatan merumuskan RPP merupakan salah satu tugas penting guru dalam merencanakan dan mengaplikasikan melalui kegiatan belajar mengajar. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional yang dituangkan dalam Permendiknas RI No. 41 tahun 2008 tentang standart proses disebutkan bahwa salah satu komponen dalam penyusunan RPP yaitu adanya tujuan pembelajaran yang di dalamnya menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran  hendaknya diletakkan dan dijadikan titik tolak berfikir guru dalam menyusun sebuah Rencana Pembelajaran, yang akan mewarnai komponen-komponen perencanan lainnya.

Banyak para ahli yang merumuskan tujuan pembelajaran, misalnya merujuk pada tulisan Hamzah B.Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Robert F. Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu.  Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Henry Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Sementara itu, Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran.


Dari rumusan beberapa para ahli tentang tujuan pembelajaran memiliki esensi yang sama yaitu tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran; dalam permendiknas RI. No 41 tahun 2008 tentang standart proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa.

Bagaimana merumuskan Tujuan Pembelajaran???
Kurikulum 2013 telah memudahkan kita untuk merumuskan tujuan pembelajaran, karena didalam buku guru sudah tercantum tujuan pembelajaran, namun para guru seharusnya mengerti dan paham bagaimana cara merumuskan tujuan pembelajaran agar nantinya guru bisa lebih paham dan lebih kongkrit dalam merumuskan kegiatan pembelajaran.
Menurut Hamzah B. Uno (2008) Tujuan Pembelajaran Seyogyanya harus dirumuskan dengan jelas. Yang didalamnya mencakup komponen ABCD. Apa itu ABCD???

A (Audience) (petatar, siswa, mahasiswa, murid  dan sasaran didik lainnya),

B (Behavior) (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil belajar). Berbicara tentang prilaku siswa sebagai tujuan belajar, saat ini para ahli pada umumnya sepakat untuk menggunakan pemikiran dari Bloom (Gulo, 2005) sebagai tujuan pembelajaran. Bloom mengklasifikasikan perilaku individu ke dalam tiga ranah atau kawasan, yaitu: (1) kawasan kognitif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar, di dakamnya mencakup: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), penguraian (analysis), memadukan (synthesis), dan penilaian (evaluation); (2) kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, di dalamnya mencakup: penerimaan (receiving/attending), sambutan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan karakterisasi (characterization); dan (3) kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari: kesiapan (set), peniruan (imitation, membiasakan (habitual), menyesuaikan (adaptation) dan  menciptakan (origination). Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh guru untuk mengevaluasi mutu dan efektivitas pembelajarannya. Contoh behavior yaitu: menunjukkan berbagai sumber energi

C (Condition) (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat tercapai). menunjukkan pada kondisi bagaimana perilaku tersebut ditampilkan. Sebagai contoh: perilaku mengklasifikasikan berbagai energi atas dasar sumbernya ini dapat ditampilkan siswa bila kepada siswa diberikan gambar yang relevan. 

D. Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima) menunjukkan derajat pencapaian sebagai kriteria untuk menentukan seseorang telah mencapai tujuan. Sebagai contoh: dengan benar, paling sedikit 4 macam, dan lain-lain.

Berikut ini adalah beberapa contoh tujuan pembelajaran pada RPP di Sekolah Dasar, terutama pada mata pelajaran IPA: 

Melalui pengamatan bagian-bagian bunga (condition),  peserta didik (audience) dapat  menyebutkan (behaviour) paling sedikit empat bagian-bagian bunga (degree).

Melalui praktik mencangkok (condition), peserta didik (audience) dapat mendemonstrasikan cara-cara mencangkok (behaviour) dengan runtut (degree).

Melalui percobaan uji kandungan vitamin C pada buah-buahan tertentu (condition), peserta didik (audience) dapat membedakan buah yang mengandung vitamin C dan yang tidak mengandung vitamin C (behaviour)  dengan tepat (degree).

Melalui operasional peraga torso manusia (condition), peserta didik (audience) dapat menjelaskan proses pencernaan makanan (behaviour)  dengan runtut (degree).
Melalui operasional peraga daun (condition), peserta didik (audience) dapat mengklasifikasikan daun berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki (behaviour) dengan tepat (degree).


Tulisan ini terinspirasi dari pertemuan rutin guru SDN. Aenganyar I dengan agenda membahas RPP yang baik dan benar.  

Baca juga tulisan menarik lainnya

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar :

Posting Komentar