SUDAH
ABCD KAH TUJUAN PEMBELAJARAN ANDA?
Oleh
: Akhmad Said Hidayat,S.Pd.SD
Guru
SDN. Aenganyar I Kec. Giligenting
Kegiatan
merumuskan RPP merupakan salah satu tugas penting guru dalam merencanakan dan
mengaplikasikan melalui kegiatan belajar mengajar. Dalam perspektif kebijakan
pendidikan nasional yang dituangkan dalam Permendiknas RI No. 41 tahun 2008
tentang standart proses disebutkan bahwa salah satu komponen dalam penyusunan
RPP yaitu adanya tujuan pembelajaran yang di
dalamnya menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai
oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran hendaknya diletakkan dan dijadikan
titik tolak berfikir guru dalam menyusun sebuah Rencana Pembelajaran, yang akan
mewarnai komponen-komponen perencanan lainnya.
Banyak para ahli yang merumuskan tujuan pembelajaran,
misalnya merujuk pada tulisan Hamzah B.Uno (2008) berikut ini dikemukakan
beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Robert F. Mager (1962)
mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau
yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu.
Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang
dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan
untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Henry Ellington (1984) bahwa
tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai
hasil belajar. Sementara itu, Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan
pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai
oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran.
Dari rumusan beberapa para ahli tentang tujuan pembelajaran
memiliki esensi yang sama yaitu tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi
pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran; dalam permendiknas
RI. No 41 tahun 2008 tentang standart proses disebutkan bahwa tujuan
pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata
urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat
bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar)
untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Bagaimana
merumuskan Tujuan Pembelajaran???
Kurikulum 2013 telah memudahkan kita untuk merumuskan tujuan
pembelajaran, karena didalam buku guru sudah tercantum tujuan pembelajaran,
namun para guru seharusnya mengerti dan paham bagaimana cara merumuskan tujuan
pembelajaran agar nantinya guru bisa lebih paham dan lebih kongkrit dalam
merumuskan kegiatan pembelajaran.
Menurut Hamzah B. Uno (2008) Tujuan Pembelajaran Seyogyanya
harus dirumuskan dengan jelas. Yang didalamnya mencakup komponen ABCD. Apa itu
ABCD???
A
(Audience) (petatar, siswa, mahasiswa, murid dan sasaran didik lainnya),
B
(Behavior) (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil belajar).
Berbicara tentang prilaku siswa sebagai tujuan belajar, saat ini para ahli pada
umumnya sepakat untuk menggunakan pemikiran dari Bloom (Gulo, 2005) sebagai
tujuan pembelajaran. Bloom mengklasifikasikan perilaku individu ke dalam tiga
ranah atau kawasan, yaitu: (1) kawasan kognitif yaitu kawasan yang berkaitan
aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar, di dakamnya mencakup: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), penguraian (analysis), memadukan (synthesis), dan penilaian (evaluation); (2) kawasan
afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan,
minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, di dalamnya mencakup:
penerimaan (receiving/attending), sambutan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan
karakterisasi (characterization); dan (3) kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan
dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan
fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari: kesiapan (set), peniruan (imitation, membiasakan (habitual), menyesuaikan (adaptation) dan
menciptakan (origination).
Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh guru untuk
mengevaluasi mutu dan efektivitas pembelajarannya. Contoh behavior yaitu: menunjukkan berbagai sumber energi
C
(Condition) (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan
dapat tercapai). menunjukkan pada kondisi bagaimana perilaku tersebut
ditampilkan. Sebagai contoh: perilaku mengklasifikasikan berbagai energi atas
dasar sumbernya ini dapat ditampilkan siswa bila kepada siswa diberikan gambar
yang relevan.
D. Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima) menunjukkan derajat pencapaian sebagai kriteria untuk
menentukan seseorang telah mencapai tujuan. Sebagai contoh: dengan benar,
paling sedikit 4 macam, dan lain-lain.
Berikut ini adalah beberapa contoh tujuan pembelajaran pada
RPP di Sekolah Dasar, terutama pada mata pelajaran IPA:
Melalui pengamatan bagian-bagian bunga (condition), peserta
didik (audience) dapat menyebutkan (behaviour) paling
sedikit empat bagian-bagian bunga (degree).
Melalui praktik mencangkok (condition), peserta didik (audience)
dapat mendemonstrasikan cara-cara mencangkok (behaviour) dengan runtut (degree).
Melalui percobaan uji kandungan vitamin C pada buah-buahan tertentu (condition),
peserta didik (audience) dapat membedakan buah yang mengandung vitamin C
dan yang tidak mengandung vitamin C (behaviour) dengan tepat (degree).
Melalui operasional peraga torso manusia (condition), peserta didik
(audience) dapat menjelaskan proses pencernaan makanan (behaviour)
dengan runtut (degree).
Melalui operasional peraga daun (condition), peserta didik (audience)
dapat mengklasifikasikan daun berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki (behaviour)
dengan tepat (degree).
Tulisan
ini terinspirasi dari pertemuan rutin guru SDN. Aenganyar I dengan agenda
membahas RPP yang baik dan benar.